Rabu, 17 November 2010

Sewa Mobil News

MAHALNYA harga mobil dan tingginya
ongkos pemeliharaannya, membuat
banyak orang berpendapat bahwa
menyewa mobil lebih menguntungkan
daripada membeli. Pendapat seperti itulah
yang membuat bisnis jasa penyewaaan mobil semakin marak. Walaupun ada
orang yang menyewa mobil untuk
keperluan pribadi, tetapi jumlahnya tidak
signifikan dan biasanya hanya untuk
jangka pendek. Penggunaan jasa penyewaan mobil
sebagian besar adalah perusahaaan,
terutama perusahaan-perusahaan besar.
Dan, biasanya penyewaan itu dilakukan
untuk jangka panjang, yakni dua sampai
empat tahun. Hal itu disebabkan banyak perusahaan besar mempekerjakan
tenaga-tenaga ahli, baik domestik
maupun asing (expatriate), yang masa
kontraknya dua sampai empat tahun.
Kepada mereka diberikan fasilitas mobil
berikut dengan sopirnya. Membeli mobil hanya untuk keperluan
dua sampai empat tahun dianggap tidak
efisien. Karena, setelah kontrak dengan
tenaga ahli berakhir, mobil dan sopirnya
tidak diperlukan lagi. Mobil dengan mudah
bisa dijual, walaupun harganya telah jatuh. Tetapi, bagaimana dengan nasib
sopirnya? Pertimbangan-pertimbangan seperti itulah
yang membuat banyak perusahaan
menggunakan jasa penyewaan mobil.
Dengan membayar uang sewa, semua
urusan selesai. Sebab, tarif sewa mobil
yang ditetapkan itu sudah mencakup segala sesuatunya. Mulai dari biaya ganti
oli, perbaikan, perawatan rutin, sampai
asuransi. Dan, karena tarif sewa itu juga
mencakup asuransi, maka segala risiko
yang mungkin terjadi pada mobil yang
disewa, seperti kecelakaan atau hilang, akan ditanggung oleh perusahaan
asuransi. Sebuah perusahaan minuman yang
tergolong besar di kawasan Jakarta Barat,
misalnya, memanfaatkan perusahaan jasa
sewa mobil untuk para manajernya.
Untuk mobil Toyota Kijang tahun 1996,
misalnya, perusahaan ini menyewa sekitar Rp 4 juta per bulan tanpa pengemudi.
Dengan pengemudi tarifnya tentu lebih
mahal lagi. TARIF sewa mobil yang ditetapkan
bervariasi, tergantung pada jenis
kendaraan, lama sewa, jumlah unit yang
disewa, dan lain sebagainya. Antara satu
perusahaan jasa sewa dengan lainnya,
tarif yang dipasang hampir sama, dan jika ada perbedaan tidak terlampau
mencolok. Beberapa karyawan
perusahaan sewa mobil yang sering
beriklan di media cetak menuturkan,
biasanya untuk perusahaan biaya sewa
lebih murah dibandingkan perorangan. Alasannya, di samping alasan keamanan,
juga ada beberapa faktor lain seperti
misalnya pembayaran akan lebih mudah
jika dengan perusahaan. Berbagai persyaratan yang ditetapkan
oleh perusahaan jasa sewa mobil pada
umumnya sama. Untuk perusahaan harus
ada fotokopi Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), Kartu Tanda
Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan Surat Izin Mengemudi (SIM)
. Sekilas persyaratan itu mudah dipenuhi,
namun dalam praktiknya juga diperlukan
survei. Sebagian besar perusahaan jasa sewa ini
lebih memilih perusahaan sebagai
mitranya, karena pada umumnya mobil
yang disewakan dalam kondisi lepas kunci
(tanpa pengemudi). Sedangkan untuk
perorangan dibutuhkan surat referensi dari perusahaan, dan selanjutnya harus
melalui survei yang sangat ketat dari
perusahaan jasa sewa mobil. Apalagi jika
penyewaan mobil itu dilakukan tanpa
pengemudi. Survei ketat sebelum
menyewakan mobil kepada perorangan, dilakukan karena tidak selalu orang yang
menyewa mobil mempunyai itikad baik.
Tidak jarang terjadi, mobil yang disewa itu
disewakan lagi kepada orang lain, atau
bahkan mobil itu digadaikan. Sebagai gambaran, tarif sewa untuk
Toyota Kijang ditetapkan sekitar Rp
350.000 per hari (berikut pengemudi, di
luar bahan bakar) dan berbagai
pengeluaran seperti karcis tol, parkir, dan
lain sebagainya. Sedangkan untuk luar Jakarta dipatok sekitar Rp 400.000 per
hari. Untuk jenis sedan seperti Toyota Soluna
tahun 2000, harga sewa sekitar Rp
400.000 per hari. Untuk sewa
perusahaan biasanya harga dapat
dinegosiasikan, tergantung lama sewa
dan lain sebagainya. Biasanya untuk sewa bulanan tanpa sopir, harganya bisa lebih
rendah sekitar 10 persen dibanding sewa
harian. *** SITUASI ekonomi yang tidak menentu
akhir-akhir ini mengakibatkan penyewaan
kendaraan harian menurun 40-50 persen.
Sembiring, seorang bagian transpor
penyewaan mobil di kawasan Jalan Kramat
Kwitang, Jakarta Pusat, mengatakan, jika sebelumnya dalam satu hari bisa keluar
sekitar 10 unit kendaraan, baik sedan
maupun minibus, dalam dua-tiga bulan ini
hanya keluar empat sampai lima mobil.
"Malahan kadang-kadang hanya dua
sampai tiga unit," tambahnya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Ida, bagian penerimaan pesanan
kendaraan pada sebuah perusahaan
penyewaan mobil di kawasan Klender,
Jakarta Timur. Namun, ia menambahkan,
untuk sewa bulanan keadaannya lebih baik, karena umumnya penyewanya
adalah perusahaan. (Gunawan Setiadi) Sumber : Kompas Head Office : Jl. Raya Raden saleh 31 tangerang banten

Tidak ada komentar: